Bandar Lampung, 2 Agustus 2025 —Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) dan Jamaah Tani Muhammadiyah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung sukses menyelenggarakan Temu Tani II JATAM se-Lampung yang berlangsung di Gedung Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Acara ini menghadirkan ratusan peserta dari unsur petani Muhammadiyah, akademisi, praktisi pertanian organik, serta perwakilan lembaga keuangan dan UMKM di seluruh wilayah Lampung.
Kegiatan yang di motori oleh Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) ini mengusung tema “Prospek dan Tantangan Organik Pertanian dalam Mendukung Swasembada Pangan Nasional”, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran petani Muhammadiyah dalam menciptakan pertanian yang berkelanjutan dan berdaulat. Acara ini juga menjadi ruang diskusi strategi lintas sektor dalam merespons tantangan global di bidang pertanian dan membahas prospek pertanian organik sebagai solusi mendukung ketahanan pangan menuju swasembada pangan nasional.
Dalam sambutannya KETUA MPM PWM Lampung Eddy Waluyo mengapresiasi kinerja JATAM selama ini dan berharap semua lapisan masyarakat serta semua golongan dapat bergabung dengan JATAM Lampung. “Petani yang sudah bergabung dengan JATAM tidak boleh ragu-ragu, kita memberikan yang terbaik untuk masyarakat sekelilingnya. JATAM itu namanya saja Jamaah Tani Muhammadiyah tapi petaninya ada yang dari NU, juga ada yang beragama Hindu, Budha, dan lainnya. Jadi pogres kami adalah semua lapisan dapat bergabung dengan JATAM,” pungkasnya.
Ia pun menyampaikan terimakasih atas partisipasi akademisi Fakultas Pertanian UNILA yang terus membersamai JATAM Lampung. “Secara tidak langsung partisipasi Fakultas Pertanian UNILA ini yang paling tinggi di JATAM Lampung, karena semua ilmu baik dari pertanian dan peternakan dari sini,” ujarnya.
Kuswanta Futas Hidayat dalam sambutannya mewakili Rektor UNILA dalam mencapai swasembada pangan yang berkelanjutan, pertanian tidak hanya dipandang sebagai aktivitas ekonomi semata, tetapi juga sebagai pilar strategis untuk menjaga stabilitas sosial, politik dan lingkungan. “Sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Di pedesaan, pertanian sebagai sumber utama penghidupan, menciptakan lapangan kerja, serta menjadi penggerak utama ekonomi lokal. Maka dari itu pembangunan pertanian secara langsung berdampak pada peningkatan kesejahteraan rakyat, pengurangan kemiskinan, dan pemerataan pembangunan antar wilayah,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan peran penting semua unsur dalam swasembada pangan termasuk perguruan tinggi. “Swasembada pangan bukan hanya tugas pemerintah dan petani, tetapi diperlukan keterlibatan aktif dari semua unsur, termasuk perguruan tinggi, sebagai pusat ilmu pengetahuan, riset, dan pembentukan sumberdaya manusia unggul. Sehingga butuh kolaborasi antara kampus, pemerintah, petani dan sektor-sektor swasta menjadi kunci utama keberhasilan program ini,” tambahnya.
Selanjutnya ia juga menyampaikan penghargaan dan apresiasi kepada Muhammadiyah, khususnya melalui lembaga-lembaga otonom dan amal usahanya yang telah konsisten hadir di tengah-tengah masyarakat melalui Jamaah Tani Muhammadiyah. “Muhammadiyah tidak hanya berperan dalam bidang pendidikan dan kesehatan, tetapi juga aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat termasuk sektor pertanian. Melalui program pendampingan kepada petani, pelatihan pertanian organik, penyuluhan teknologi tepat guna, hingga pembentukan koperasi tani berbasis masjid dan pesantren, Muhammadiyah telah menunjukkan komitmen dengan membangun kemandirian pangan dari akar rumput. Ini adalah bentuk nyata dakwah yang memberi dampak langsung pada kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.
Dalam sambutannya Mansur Hidayat menegaskan Jamaah Tani Muhammadiyah merupakan bagian dari dakwah Muhammadiyah. “Dakwah Muhammadiyah ini merambah pada semua kehidupan, bukan karena Muhammadiyah tamak, atau ingin cari nama, sehingga dakwahnya merambah pada semua kehidupan, karena itu adalah tuntutan. Muhammadiyah ini merupakan organisasi dakwah amar ma’ruf nahi munkar, dan itu punya makna yang sangat luas bagi Muhammadiyah. Dakwahnya adalah perubahan, perubahan dari kondisi yang kurang ideal, menjadi kondisi yang lebih ideal atau paling ideal,” jelasnya.
Diskusi ilmiah dan Focus Group Discussion (FGD) juga diisi oleh narasumber dari
berbagai kalangan, antara lain:
· Wahyudi, S.Hut. (Kepala UPTD BPPMK Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung)
· Purba Sanjaya, SP, M.Si. (Dosen Fakultas Pertanian UNILA)
· H. Roeslan (Bidang Pertanian Terpadu MPM PWM Lampung)
· Ir. Ashadi Maryanto, S.Hut., M.Si., IPM (Praktisi Pertanian Organik)
Para narasumber membahas isu-isu krusial seperti konversi lahan, tantangan distribusi pupuk, perubahan iklim, hingga potensi ekonomi pertanian organik di pasar global dan domestik. Selain forum diskusi, kegiatan ini juga menghadirkan Rembuk Tani, Business Matching, dan Bazar Produk Unggulan yang menampilkan hasil tani dari kelompok-kelompok binaan Muhammadiyah di Lampung. Peserta yang hadir mendapatkan kesempatan memperluas jaringan usaha tani.
Ketua Panitia, Soleh, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan kolektif Muhammadiyah dalam meneguhkan peran dakwah dan pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian. “Kami ingin menjadikan JATAM bukan hanya sebagai gerakan tani, tetapi juga sebagai kekuatan strategi dalam membangun kedaulatan pangan nasional,” tegasnya.
Dalam sesi Focus Group Discussion (FGD), peserta diajak menggali lebih dalam berbagai strategi untuk memajukan pertanian organik berbasis komunitas. Selain itu, diadakan pula Rembuk Tani, Business Matching, dan Bazar Produk Unggulan dari berbagai kelompok tani binaan JATAM.
Temu Tani II ini membuktikan bahwa gerakan Muhammadiyah dalam bidang sosial-ekonomi semakin relevan dengan tantangan zaman. Dakwah yang membangun ini diharapkan mampu menjawab permasalahan petani serta memperkuat ketahanan pangan nasional melalui jalur yang berkelanjutan dan berkeadaban.
Temu Tani II juga mendapat banyak dukungan dari berbagai sponsor dan mitra, di antaranya Bank Syariah jakarta, BMT Fajar Bina Sejahtera, Advanta, PLN UID Lampung, dan lembaga lain Semua pihak bersinergi mendorong kemajuan pertanian sebagai landasan kemandirian bangsa
Melalui Temu Tani II ini, Muhammadiyah membuktikan langkah dakwah nyata membangun mansyarakat dari akar rumput, mengangkat martabat petani, dan meneguhkan semangat fastabiqul khairat dalam bidang pangan dan kemandirian ekonomi.
Yesi mariyanti muhabat tv memberitakan.